Login
pengunjung
Members : 111Content : 62
Web Links : 1
Content View Hits : 44459
Polling
online
We have 3 guests onlineUnit Produksi | ![]() |
![]() |
Written by Noeri Hasnawati | |||
Mengelola sebuah unit produksi dari awal tidaklah semudah yang dilihat dan dilakukan. Karena Keberhasilan unit produksi merupakan pencerminan keberhasilan dalam proses alih teknologi kepada siswa. Pengajaran di SMK dikatakan berbasil apabila Upnya bisa maju, dengan pesanan dan aset yang baik. Disitu eksistensi sebuah sekolah dipertaruhkan di hadapan masyarakat. Performe sekolah akan terbaca karena siswanya mampu untuk membuat produk yang bisa diakui oleh konsumen. Artinya produk yang dibuat sudah layak dan bisa diterima oleh konsumen. Walaupun pekerjaan yang dilakukan masih kurang sempurna, namun konsumen percaya karena mereka sebetulnya tahu bahwa tingkat kemampuan siswa kejuruan masih dalam belajar, jika belum sempurna dalam membuat barang mereka tetap akan menerima. Atau ada image di masyarakat yang mengatakan “mau pesan di smk karena senang dengan buatan siswa smk”. Nach jika mendengar pernyataan seperti itu, membuat pengajarnya trenyuh sekaligus bangga dengan pengakuan tersebut. Hal itu akan menjadi support untuk lebih meninggkatkan pembelajaran kepada anak didik. Dengan eksisnya sebuah UP siswa akan mengerti mengelola usaha sehingga akan merubah pola pikir siswa yang “ingin mencari pekerjaan” dengan “menciptakan pekerjaan”. Dengan gambaran cara pengelola usaha siswa bisa diarahkan untuk menciptakan ide yang nantinya merupakan peluang bisnis. Keberadaan Unit Produksi dengan sistem yang tepat akan mempermudah pengelola Dengan sistem yang baik sebuah management akan berjalan tanpa ada yang didahulukan dan pengelola akan ikhlas dalam bekerja. Tapi bagaimana jika pengelolaannya dilakukan dengan setengan hati, maka akan menghasilkan sebuah tindakan yang tak terencana. Pengelola akan bekerja keras dengan hasil yang tak seimbang. Bisa juga pengelola akan lemah lunglai bila mengalami kesulitan. Untuk itu diperlukan pengelola yang siap menghadapi tantangan dalam usaha dan ketangguhan sikap untuk menentukan kemana Up akan dibawa. DI Sekolah Menengah Kejuruan keberadaan UP masuk dalam pengelolaan sekolah, artinya si pengelola UP adalah juga pengajar. Atau pengajar juga pengelola UP ! sistem tersebut bisa menguntungkan dan membingungkan. Bingung karena disatu sisi guru harus mengajar dan pada saat yang sama mereka harus mengelola usaha dengan tantangan dan masalahnya. Waktu akan terbagi sehingga pengajar akan bekerja setengah hati dengan dua pekerjaan sekaligus. Melihat fenomena seperti itu alangkah bijaksana jika pengelola sekolah membuat sistem, dimana sistem tersebut bisa membuat nyaman semuanya. Misalnya membuat garis yang jelas antara UP dan sekolah. Dengan alumni yang memerlukan pekerjaan, mereka bisa dipercaya untuk mengelola sebuah usaha dengan pengawasan dari management sekolah. Pengajar bisa sebagai pengawas dan pengelola bertanggung jawab penuh pada pekerja dan memasarkan produk. Mereka digaji oleh sekolah atau kontrak kerja dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak. Bila teori tersbut bis dilakukan maka, sekolah dapat sedikit membantu alumni yang memerlukan pekerjaan. Alangkah senangnya bila anak didik kita busa mandiri dan bisa menciptakan pekerjaan. Sebuah pekerjaan akan terpampang dihadapan kita bila niat yang tulus itu dapat terlaksna. Semoga kebijaksaan akan mengilhami sebuah sistem.
|